REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Puluhan juta anak-anak di Indonesia hingga kini masih belum bisa mendapatkan akses pendidikan. Rinciannya, masih ada 29 juta anak usia pendidikan anak usia dini (PAUD), 41 juta usia wajib belajar, dan 12 juta usia SMA yang beluM menikmati pendidikan.
''Hal ini sangat menyedihkan dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa,'' ujar Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal, Selasa (18/5), dalam sambutan peresmian Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) dan penyerahan bantuan beasiswa oleh PT Astra Internasional Tbk di TMII, Jakarta.
Oleh karena itu, kata Fasli, masih banyak dan panjang tahapan yang diperlukan untuk mendapat dukungan program-program corporate social responsibility (CSR) di Indonesia. Sebagai regulator, Kemendiknas RI akan berupaya terus memfasilitasi bermacam peluang untuk tumbuh berkembangnya program CSR bagi peningkatan bidang pendidikan.
''Karena masih banyak anak di usia SD-SMP yang belum menikmati apa yang kita sebut dengan joy full learning dalam wajib belajar 9 tahun,'' jelas Fasli. ''Setelah lulus dan masuk SMA atau SMK, mereka pun perlu tambahan life-skill untuk masa depannya, baik untuk kemudian berlanjut kuliah atau kerja, atau kerja dulu kemudian kuliah. Saya berharap, segala potensi dan kebutuhan itu bisa saling bersinergi.''
Fasli menambahkan, muatan lokal dan riil misalnya di perkebunan dan pertanian, nelayan dan dunia usaha, itu menjadi sangat penting untuk pembelajaran. CSR perusahaan pun menjadi sangat penting membuat anak-anak memahami magang dan praktik kerja. ''Dengan cara itu, belajar bisa lebih efektif dan kontekstual,'' tegasnya.
Kemendiknas, jamin Fasli, sangat mendukung apa yang dilakukan swasta. ''Itu bentuk keselarasan antara dunia pendidikan dan dunia kerja atau bisnis,'' tandasnya.
Sumber: viruscerdas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar